Kamis, 28 Februari 2013

Puisi Islami Efek Dosa dan Maksiat bag.3

Efek Maksiat
Apa engkau tahu ... ?
Yang menyebabkan di timpa angin kepada kaum 'Ad ?
Hingga mereka di musnahkan ...Luluh lantak bak pohon Kurma yang lapuk .. ?!

Apa engkau-pun tahu ...?
Kaum Tsamud yang begitu perkasa , begitu kaya raya ...
Bergelimpangan , terseret hina dina ketika itu ...
Bersamaan dengan datangnya Adzab dari-Nya ?



Kenapa mereka semua ? 
Ada apa dengan mereka semua ?

Sungguh ,...
Itu semua karena DOSA dan Maksiat .....  !!

5.  DOSA & MAKSIAT AKAN MENYULITKAN SEGALA URUSANMU

" Setiap kali engkau menghadapi urusan 
Maka , engkau dapati kesulitan dan kesempitan
Setiap kali engkau mengalami masalah
Maka , engkau rasakan kesedihan dan kekalahan 
Ia adalah Dosa dan Maksiat ...

Tidakkah engkau terjaga ?
Tidakkah engkau membuka matamu ?
Tatkala ia menghampirimu 
Kemudian ia menyungkurkanmu ? "

6. MAKSIAT AKAN MELEMAHKAN HATI DAN BADAN 

" Sungguh engkau dapati hatimu lemah 
Kalbumu rapuh terkikis akan noda hitam 
Begitu mudahnya engkau tertepa angin 
Tergontai layaknya ilalang diterpa badai 
Tersungkur di kubangan nan pekat

Engkau tatap kedepan 
Disana ada mega gelap menutupimu
Engkau tatap kebelakang
Disana ada api yang mengikutimu ...
Kini engkau baru sadar bahwa dirimu LEMAH
Itu karena Dosa dan maksiatmu ... "

7. AKAN MENGURANGI UMUR DAN MENGHILANGKAN BERKAH

Tatkala lahat sempit ia masuki
Tatkala pintu adzab terbuka untuknya 
Engkau kini seorang yang KALAH 
USIA mu di tertinggal jauh di gelayuti maksiat
Keberkahan-Nya justru engkau tolak
Engkau terkelabui olehnya 
Hingga engkau menghadap-Nya 
Sebagai orang yang KALAH 

Allah ta'alla berfirman 
Menggambarkan akan penyesalanmu kelak 
Engkau akan berkata begini ,.. tatkala api jahanam menerpa wajahmu ...
" Duhai , alangkah baiknya kiranya aku dahulu ,....
mengerjakan amal sholeh untuk hidupku ini ..." (QS. Al Fajr : 24)

Hahaha...
Iblis sang idolamu tertawa riang melihatmu ,..
Kini , dirinya memiliki teman sejati
Seorang teman ,.. seorang karib kerabat .. 
Teman dan saudara 
seorang Iblis ...

Yang mana KESOMBONGAN ,.. Ia jadikan panutan ...
Yang mana KETINGGIAN HATI , ...ia jadikan pijakan
Yang mana KECONGKAKAN ,... ia jadikan kebanggan
Yang mana KEMALASAN ,... ia jadikan simbol kegagahan 
Tatkala Al Haq meghampirinya ... 
Tatkala Al Haq menyapanya 
Dan Tatkala Al Haq merintih memohon meminta
Agar dirimu memeluk dirinya

{bersambung ....}

Krw , 1 maret 2013 
Puisi Pembangun Jiwa untuk Menambah Keimanan ...






Sabtu, 23 Februari 2013

Puisi islami Efek Dosa dan Maksiat bag.2

Wahai saudaraku ,..
Kasihanilah dirimu sendiri ...
Bukankah ia kelak akan menjadi orang faqir dihadapan-Nya ?
Bukankah ia kelak akan di hadapkan pada pengadilan-Nya ?
Siapa yang bisa menutupi aib di hadapan-Nya ?

Wahai saudaraku ,..
Disana ada hati , disana ada kalbu
Maka ketuklah hati dan kalbu anda 
Ajaklah ia bicara , ajaklah ia merenung
untuk memahami dosa dan maksiat 




2. DI JAUHKAN NYA DARI REZEKI DAN KEBERKAHAN 

wahai saudaraku ,.. tahukah anda bahwa ....
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam , sungguh ia telah bersabda :
" Sesungguhnya seorang hamba akan di haramkan dari sebuah rezeki
dikarenakan dosa dan maksiat yang ia kerjakan ... " [ Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dalam Kitab Musnad nya (5/280 , 282 ) dari hadits Tsauban radhiyallahu 'anhu

Tidakkah engkau mendengar khabar tersebut ?
Tidakkah hati engkau tergetar akannya ?

Wahai saudaraku ,...
Sungguh kebusukan itu akan tercium
Baunya menutupi kebaikan yang ada
Kotornya menutupi kesucian yang bening 
Sudikah engkau wahai saudaraku ,...
Jika ini menimpa mu ? 
Jika rezeki yang engkau damba dari-Nya ...
Akan tetapi engkau halangi kedatangannya ?

3. MENIMBULKAN KEGELISAHAN DALAM HATI 

Wahai saudaraku ,..
Tidaklah seseorang yang mati 
Merasakan sakit dari luka yang di deritanya 
Maka jika engkau meninggalkan maksiat 
Rasa sakit tentunya tidak akan ia rasakan 

4. MENIMBULKAN KEGELAPAN DALAM HATI 

" Sesungguhnya ketaatan itu adalah Cahaya
dan maksiat adalah kegelapan ..." 

Bagaikan seorang yang buta yang keluar dari kegelapan malam
Dengan berjalan seorang diri , lalu kegelapan malampun bertambah
sehingga jelaslah pada kedua matanya 
dan teruslah kegelapan itu bertambah 
Hingga menutupi wajahnya 
Maka setiap orang yang melihatnya hanya melihat
Kegelapan yang pekat pada dirinya.


 


 




Senin, 18 Februari 2013

Puisi Islam Efek Dosa dan Maksiat Bag.1

Wahai hamba Allah ,...
Setiap Maksiat atau Dosa memiliki pengaruh yang jelek
Tercela , hina serta berbahaya untuk hati dan badan 
di dunia ataupun di Akhirat ,..
Yang tidak seorangpun mengetahuinya
Kecuali Allah ,....



1. DIJAUHKANNYA DARI CAHAYA ILMU


Dikisahkan bahwa Al Imam Asy Syafei 
Duduk dihadapan Al Imam Malik rahimahullah
Membacakan sesuatu kepadanya ,...
Maka Al Imam Malik terkagum-kagum dengan kecerdasan
yang di miliki oleh Al Imam Asy Syafei
Kecemerlangan pikirannya ...
Serta kesempurnaan pemahamannya 
Maka al Imam Malik rahimahullah berpesan kepadanya ,..

" Sungguh aku memandang bahwa Allah telah meletakan
Cahaya pada hatimu , maka janganlah engkau padamkan
Dengan api kemaksiatan ... "

Al Imam Asy Syafeipun berkata ,..

" Sungguh , aku pernah mengadu kepada Waki' rahimahullah (Gurunya)
tentang jeleknya hafalanku ,... maka beliau menasihatiku 
" Tinggalkanlah kemaksiatan ! Ketahuilah sesungguhnya Ilmu adalah
Cahaya dari Allah , dan tidak mungkin Cahaya tersebut bisa engkau 
dapatkan jika di iringi dengan kegelapan dari perbuatan Maksiat "

Dengan perbuatan Maksiat
Maka ilmu akan mejauh darimu
Maka cahaya Allah akan meredup di hatimu
Maka engkau akan terluput dari keutamaan 

Dengan perbuatan Maksiat 
Sungguh ia yang kelak akan menghinakanmu
Ia yang membuat engkau terjerembab dalam lumpur dosa
Dan menjadikan engkau di perbudak akannya ...

Dengan perbuatan Maksiat 
Disadari atau tidak engkau telah melabuhkan diri bersama syaithan ..
Engkau telah mengusir kebaikan yang ada pada dirimu
Padahal semuanya itu engkau mengetahuinya ...

Wallahul Muwafiq ...
 



Senin, 11 Februari 2013

Puisi Motivasi 1

Seorang teman mengatakan kepadaku
Kekurangan bukanlah penghalang meraih sukses .
Jangan batasi pikiran dan kemampuan Anda 
dengan kekurangan yang ada pada diri Anda .

Bila kita melangkah dan
berusaha disertai iman kepada Allah,
percayalah bahwa tak ada yang tak
mungkin.

Banyak orang yang cacat, tetapi
mereka berhasil membuktikan bahwa
kekurangan bukanlah penghalangan bagi mereka
untuk meraih sukses.


Salah satunya adalah Hee Ah Lee,
pianis Korea berbakat kelahiran tahun
1985.

Ia terlahir hanya memiliki 4
jari,  Subhanallah ....

Masing-masing 2 jari pada
tangan kiri dan 2 jari pada tangan
kanannya. Ia menderita lobster claw
syndrome, jari yang bengkok
menyerupai lobster.
Subhanallah .....

Sewaktu Hee Ah Lee duduk di bangku
TK, ibunya memutuskan agar ia belajar
piano supaya jari-jarinya kuat dan
dapat memegang pinsil untuk menulis.
Awalnya ketika baru 3 bulan belajar,
ia dikeluarkan karena guru sekolahnya
sudah tak sanggup mengajarnya. 

Tapi perjuangan ibunya dan Hee Ah Lee
membuahkan hasil. Ia terus berusaha 
Untuk meraih segala impiannya itu ...

Satu tahun kemudian, ia sudah menunjukan
kebolehannya dengan memenangkan
kejuaraan piano di TK-nya.

Prestasi itu diikuti dengan kemenangannya sebagai juara pertama
piano untuk anak-anak cacat di usianya yang ke-7. 
Presiden Korea sendiri yang memberi penghargaan tersebut. 

Banyak orang yang tadinya menghina dan merendahkannya 
Yang mencemooh dan menganggapnya remeh 
Kini He Ah Lee bisa menangis dengan kemenangan ..
Kini He Ah Lee bisa berdiri sama tegak dengan mereka yang Normal
Kini He Ah Lee orang-orang memandangnya Luar Biasa
Kini, Hee Ah Lee telah menggelar ratusan konser di seluruh
dunia, termasuk Indonesia.

Maka wahai Anda yang disana 
Yang hidupnya lebih baik dari Hee Ah Lee
Yang memiliki jari lebih lengkap ketimbang Hee Ah Lee .
 
Ketahuilah , tidak ada yang tidak mungkin
sepanjang kita ada kemauan dan
berusaha, penuh ketekunan dan pantang
menyerah dalam mencapai mimpi .


Kejarlah prestasimu karena Prestasi dan Keberhasilan itu 
sesungguhnya dengan dengan dirimu
Hanya saja disana ada jarak pemisah 
yaitu Kepercayaan dan mental dirimu sendiri !

Karawang , 5 Feb 
Dari seorang sahabatku ...

Puisi Gundah

Puisi Gundah
Siang itu terasa terik ...
Sengatannya seolah meluluhkan seluruh peluhku
Tiba-tiba , Aku melihat di ufuk barat ..
Berarak sekelompok mega ...
Ia menutup siang itu dengan gelap ...

Tumpahan air dari langit
Seketika merubah fatamorgana-ku 
Yang terbias di sudut jalan ...
Menguapkan segala asa , mimpi ..
Mimpi mimpiku yang tak pernah ku capai ...

 

Kenapa dengan diriku ?
Ada apa dengan diriku ?
Berlari tersandung-sandung  ..
Hilir mudik penuh dengan ketidak pastian
Mengejar 'sesuatu' yang belum aku kenal  ..

Kenapa dengan diriku ?
Ada apa dengan diriku ?
Seolah aku di gelapkan mega
Seolah aku di basahi dengan hujan keresahan
Sebenarnya apa yang terjadi dengan diriku ?

Kenapa dengan diriku ?
Ada apa dengan diriku ?
Waktu seakan mengejarku
Waktu seolah memburuku
Bak sebuah teror yang membuat tidurku hampa

Kenapa dengan diriku ?
Ada apa dengan diriku ?
Ayahku menamparku
Istriku menamparku
Anak-ku menamparku
" bangunlah engkau dari mimpi ! " 

Kenapa dengan diriku ?
Ada apa dengan diriku ?
Mempertanyakan Kenapa pakaian ini basah ?
Kenapa mataku basah hingga
Aku tak bisa membedakan antara keduanya ?

Mereka yang membuat aku begini
Mereka yang membuat pijakan hidupku bak terbang di awan
Padahal aku tahu ,... itu fatamorgana
Padahal aku tahu ,... itu sebuah mimpi
Tapi hati ini betapa rapuhnya ia

Ya Allah ,.. Ya Rahman ...
Aku tahu , Kau yang memiliki Taqdir-ku
Aku faham , Kau yang mengatur rizkiku
Aku mengerti , Kau yang menentukan jalan hidup hamba-Mu
Tapi akupun tidak mau mimpi dan asaku hanya sebuah fatamorgana











 









Sabtu, 09 Februari 2013

Sakit

Engkau yang terbaring disana ...
Kiranya engkau saat ini tengah membuka pintu
Yang akan engkau peroleh

Engkau yang terbujur disana...
Tahukah dirimu saat ini ?
Sadarkah dirimu saat ini ?
Terbujurnya engkau disana adalah "Kafarah"




Engkau yang mengaduh setiap waktu dengan sakitmu
Sungguh Ar Rahiim tengah membelaimu ...
Ia mengasihimu dan mencintaimu
Agar engkau terbebas dari dosa dan kesalahan yang engkau perbuat

Ia tidak ingin dosa dan kesalahanmu ...
.. larut , melebur seiring kelak jasad mu yang akan terkubur ..
Sungguh jika itu yang engkau inginkan ...
Maka "sengatan" Jahanam yang kelak engkau terima

Dan wahai engkau yang merana dengan sakitnya
Dosa-dosamu melebur bersama rasa sakitmu
Kesalahan-kesalahan mu terbakar seiring sakit di tubuhmu
Tidakkah engku menyadarinya ? Tidakkah engkau bersyukur ?

Sungguh ketika engkau berbaring disana
Bukankah sudah banyak yang mendahuluimu?
Mereka ,.. Orang-orang shalih yang ditimpa ujian
Kesabaran menjadi Tiang bagi Keutamaan nya ...

Dan wahai engkau yang berlinang air mata dengan sakitnya
Sungguh jika linangan air mata itu engku iringi dengan keikhlasan
Sungguh jika tumpahan tangismu itu engkau iringi dengan keridha'an 
Sungguh engkau telah meraih keutamaan seorang Hamba yang shalih

Tidakkah engkau mendambakannya ?
Dambaan dari setiap Insan ?
Dambaan dari seorang Hamba ?
Dambaan yang Iman memenuhi jiwanya ...


Krw , 7 Februari 2013






Rabu, 06 Februari 2013

Cahaya Al-Qur'an

Puisi Al-Quran
Kita semua merindukan sebuah negeri yang teduh.
Sebuah negeri yang sejuk
karena pohon tauhid menumbuhkan
daun-daunan yang rindang,
sehingga di bawahnya
orang menerima aliran udara yang nyaman.

Di atas negeri kita tergenang udara,
tegak lurus seratus juta hasta,
penuh dengan molekul zat asam,

yang rapi dianyam
oleh lima milyar divisi malaikat yang bertugas taat,
sehingga menyebabkan
paru paru makhluk dan kulit bumi
bernafas secara semestinya.

Di antara lapisan itu,
kemudian di atasnya,
ada cahaya.
cahaya itu datang sebagai garis lurus,
dan karena banyak jumlahnya
mereka sejajar bagai berkas,
secara teratur,
jelas arahnya serta berkilau kilau keadaannya.

Di atas cahaya itu ada cahaya lagi,
dan kita semua diberitahu
lewat sebuah maklumat,
Mengenai cahaya berkilau yang berlapis lapis itu,
yang menerangi kampung kita.

Ketika matahari masuk ke dalam laut,
ketika layar malam telah menyelimuti bumi,
kabarnya cahaya itu masih menerangi negeri kita.
Siapa yang pernah memikirkan dan melihatnya?

Ketika matahari memecah lazuardi
dan layar malam yang hitam telah digulung kembali,
cahaya itu tetap menerangi negeri kita.
Siapa yang pernah memikirkan dan melihatnya?

Kita semua merindukan cahaya itu.

Rumah,
yang pintu depannya disinggahi cahaya itu,
jadilah rumah itu rumah yang teduh.
Lihatlah pencari nafkah

yang keluar seharian dari itu rumah,
setelah bekerja keras dan payah,
pulang membawa rezeki yang bersih dan berkah,
selamat dari percikan lumpur kotoran
yang menodai zaman.

Kita semua merindukan cahaya itu
singgah di pintu depan rumah kita.

Rumah,
Yang tingkap jendelanya disinggahi cahaya itu,
penghuninya tidak suka bergunjing,
hemat dengan kata kata,
tidak mendengki pada tetangga,
bila bersedekah tanpa perhitungan
apalagi mengharapkan penghargaan,
dan senyumnya sepanjang hari jadi perhiasan.

Kita semua merindukan cahaya itu
Memandikan seluruh atap dan bubungan rumah,
Semua desa dan kota,
Setiap sungai dan gunung di negeri kita.

Orang bercerita
bahwa rumah yang pekarangannya dicurahi cahaya itu,
anak anaknya di malam hari rajin membaca buku
sambil membelakangi televisi,
mereka tidak merokok apalagi menyentuh madat,
bersama ibu dan ayah mereka bersujud,
berdoa dan menyanyikan wahyu Tuhan,
ensiklopedia di ruang tamunya adalah 30 jilid tafsir Quran,
referensi budi pekerti digali dari teladan
kehidupan Rasul kecintaan.

Kita semua merindukan cahaya itu
mencurahi bumi kita seluruhnya.

Cahaya yang datang dari Quran,
yaitu Quran yang bukan cuma perhiasan
tapi Quran bacaan,
Quran yang bukan cuma bacaan
tapi Quran yang maknanya diresapkan
Quran yang bukan cuma maknanya diresapkan
tapi Quran yang isinya deras mengalir
memasuki dan menyuburkan
seluruh jalur kehidupan.

Kita semua merindukan cahaya Quran
selalu turun ke bumi kita,
sehingga kalbu kita semua
senantiasa cerah karenanya,
sehingga dunia terang-benderang jadinya.

Janganlah kiranya
ditutupkan cahaya itu bagi kita semua.

Kami mengaku
kami zalim terhadap diri sendiri,
kami banyak cacat
itu dan ini,
tapi janganlah ditutupkan
cahaya Quran bagi kami semua.
Kami mengaku kami jahil,
jauh dari sempurna,
hati kami banyak penyakitnya,
amal kami tak sedikit cacatnya,
tapi janganlah karena itu ditutupkan
cahaya Quran
bagi kami sekalian.

Wahai Yang Maha Pemberi Cahaya,
wahai Yang Maha Pemurah dan Bijaksana.

Jangan biarkan Quran
di rumah kami cuma jadi pelengkap perabotan,
tapi jadikanlah Quran
pelengkap kehidupan.

Jangan pula biarkan Quran
hanya merdu di lidah dinyanyikan,
tapi jadikanlah Quran
indah dalam penerapan keseharian.

Jangan biarkan Quran Cuma
dibacakan dalam acara kematian,
tapi jadikanlah dia panduan
sepanjang kehidupan.

Kami tak habis habis merindukan
cahaya Quran.


1980 , Karya Taufiq Ismail

Minggu, 03 Februari 2013

Nasihat Imam Syafe'i Menjelang Wafatnya

Bertaqwalah engkau kepada Allah
Gambarkanlah Akhirat dalam Qolbumu
Dan jadikanlah Kematian antara kedua pelupuk matamu


Wahai hamba Allah
Janganlah engkau pernah lupa
Bahwa engkau akan berdiri dihadapan-Nya
Bahwa engkau akan ditanya oleh-Nya



Takutlah Engkau kepada-Nya
Jauhilah segala hal yang Dia haramkan
Dan laksanakanlah apa yang Dia Wajibkan

Hendaknya engkau merasa 
Selalu di awasi oleh-Nya
Dimanapun Engkau berada

Wahai hamba Allah'
Janganlah engkau sekali-kali
Menganggap kecil segala Nikmat yang tela diberikan oleh-Nya
Walaupun nikmat itu engkau anggap kecil dipandanganmu 

Balaslah nikmat tersebut dengan banyak bersyukur
Jadikanlah diammu sebagai tafakur
Dan pembicaraanmu sebagai Dzikir dan pandangamu sebagai pelajaran

Wahai hamba Allah
Maafkanlah orang yang pernah menzholimimu
Sambungkanlah tali silaturahmi kepada orang yang memutusnya terhadapmu
Dan berbuat baiklah kepada siapapun yang berbuat jelek terhadapmu

Wahai hamba Allah
Hendaknya engkau selalu bersabar 
Bersabar terhadap segala musibah yang menimpamu
Dan berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketaqwaan

[Nasihat menjelang wafatanya Al Imam Asy Syafe'i rahimahullah kepada al Imam Al Muzany rahimahullah . Dinukil dari Tarikh Dimasyqi karya Al Imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad Ibnu Asakir rahimahullah]