Kamis, 04 April 2013

Hikmah (bag.3)

Kembali , sejenak jagad raya terang benderang ketika kilat berkelebat dalam kegelapan yang pekat . Dan ketika itu pula tanpa disengaja Ratih melihat ada sosok tinggi besar yang mendekati dirinya dalam jarak lima langkah kedepan . Sosok itu sejenak kembali tak terlihat dan ketika kilat menerangi jagad raya kembali , barulah Ratih sadar sosok itu tinggal satu langkah lagi di hadapannya . Ratih terkesiap kaget karena ia sangat mengenal betul sosok itu ...

Pak Ja’far ,..!! “ Suaranya seolah bergetar   . 

 

Hahaha... betul . Rupanya matamu masih belum lamur Ratih ! . Mau kemana kamu hah ..? . Mau kabur ?! . Kabur kemana ? . Kamu sekarang tidak bisa lolos dari tanganku Ratih . Walaupun kamu tidak bisa menerima aku sebagai suamimu tapi aku bisa membunuhmu sekaligus bersama dengan anak yang dikandungmu itu , biar si Marhadi suamimu yang keparat itu ikut juga merasakan ,..haha.. “ .

Ia adalah Ja’far ! . Dan ia adalah Laki-laki setengah baya yang tergila-gila sama dirinya . Sosoknya tinggi besar , ada guratan luka yang dalam di pelipisnya . Mata yang sebelah kanan kelihatan buta seperti tertusuk oleh benda tajam . Ja’far memang sudah memiliki istri dan anak , tapi bakatnya yang memang menyukai perempuan , apalagi yg berparas cantik tak menghalanginya untuk itu . Ja’far memang dikenal sebagai laki-laki hidung belang . Ia dulu pernah nyaris hendak membunuh istrinya sendiri dan anaknya . Dan ia pula yang dulu hendak memperkosa Ratih tatkala Marhadi suaminya sedang bekerja dipasar . Untung saat itu Marhadi sudah pulang dan tepat memergoki perbuatan bejad Ja’far yang nyaris menimpa pada istrinya sendiri . Marhadi yang memiliki sedikit ilmu beladiri ketika itu berhasil melukai Ja'far hingga mata sebelah kanannya terkena tusukan badik milik Marhadi . Untung saja ketika itu warga yang mendengar keributan hebat segera melerai perkelahian berdarah itu . Namun tak elak ketika kondisi sempat lengah sesaat ,.. ja'far dengan dinginnya menusukan goloknya ke perut Marhadi . Tak ampun marhadi pun tewas ketika itu denga perut berbusaian .

Setelah kejadian itu , Ja'far segera dihakimi warga hingga nyaris dirinya mati di keroyok sebelum kepala desa dan aparatnya ketika itu menghalangi tindakan menghakimi dari warga terhadap Ja'far . Kemudian Ja'far di bawa ke kantor polisi dan di penjarakan dengan kasus pembunuhan . Ja'far mendekam di sel tahanan hanya tidak kurang dari setahun . Karena rupanya salah satu oknum polisi disana ternyata memiliki hubungan gelap dan bisnis dengan Ja'far dan ja'far di bebaskan dengan tuduhan ringan sebagai orang yang “ membela dirinya “ ketika pertikaian dengan marhadi . Dan kasus pemerkosaan nya terhadap ratih justru malah di samarkan sebagai Fitnah terhadap Ja'far . Demikianlah , sulitnya mencari keadilan di dunia ini ketika kejahatan di kalahkan hanya gara-gara alasan 'teman dan kolega' bisnis . Hanya kepada Allah lah kita mengadu dan kelak peradilan yang sejujur-jujurnya akan dihadapkan di peradilan akhirat ! . 

 ***
 
Aku mohon kepadamu Pak Ja'far jangan menggangguku lagi “ Lirih ratih dengan hati yang langsung di penuhi rasa gelisah yang sangat.

Aku tidak akan mengganggumu lagi setelah kau malam ini harus mati ditanganku ! , gara-gara kau ,.. aku kehilangan mataku! , gara-gara kau aku terusir dari kampungku sendiri ,..gara-gara kau aku  jadi terpisah dengan keluargaku !! . Sekarang kini giliran aku yang akan menghabisi dirimu Ratih ! “ . desih Ja'far . Suaranya layaknya gemuruh dendam yang begitu dalam .

Belumkah puas setelah kau membunuh suamiku ? ,.. membunuh suryadi dan menyengsarakan aku hingga aku yang hamil seperti ini hidup sebatang kara ? “ Ditengah hilangnya harapan untuk hidup , Ratih seolah memiliki kekuatan untuk menentang Ja’far .

Jika kau ingin membunuhku ,..bunuhlah aku sekarang ... aku sudah muak dengan keadaan seperti ini ...!! “ Teriak Ratih . Dirinya kini sudah tidak merasa takut lagi dengan ja’far karena pikirnya cepat atau lambat dirinya pun akan mati malam ini .

Bagaikan api yang berkobar kemudian disulut oleh kayu bakar , amarah Ja’far sudah tak terbendung lagi . Di tengah pekatnya malam bersama desiran hujan lebat dan suara gemuruh air jembatan , Ja’far menarik golok dari sangkurnya . Didahului dengan teriakan menggelegar , Golok berkiblat dengan sebat mengarah ke leher Ratih yang berada di hadapannya . Dia berfikir , hanya dalam satu kali tebasan dirinya telah menghabisi Ratih tanpa waktu yang lama .

Rasakan ini perempuan sundal …! “ .

{Bersambung ... }



Tidak ada komentar:

Posting Komentar